Kekerasan
Seksual Terhadap Anak
Pelecehan
seksual adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang
tidak diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku
lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seks. Sayangnya hanya
sedikit yang menyadari bahwa pelecehan seksual anak juga bisa dilakukan oleh
anak yang usianya tidak berpaut jauh dari mereka bahkan seumuran dengan anak.
Pelecehan seksual pada anak merupakan segala
bentuk kontak seksual antara orang dewasa kepada siapa pun yang berumur di
bawah 18 tahun. Selain itu, pelecehan seksual pada anak dapat terjadi jika
salah satu pelakunya lebih tua atau lebih dominan. Kriteria kedua ini tanpa
melihat seberapa tua usia para pelakunya.
Pelaku pelecehan seksual pada anak tidak
hanya berasal dari pihak luar. Namun, banyak juga pihak keluarga sendiri yang
menjadi pelakunya. Tindakan pelecehan seksual pada anak bisa berupa ciuman,
menyentuh kemaluan anak, berhubungan seksual, menunjukkan kemaluan, atau
memberikan tontonan pornografi pada anak.
Pelecehan seksual pada anak terjadi karena
anak dibujuk, dipaksa, atau diancam. Faktanya, banyak anak yang tidak menyadari
atau memahami tindakan yang dilakukan atau diminta kepada dirinya. Terlebih,
saat ini pelecehan seksual tidak semata-mata berbentuk kontak fisik. Pelecehan
seksual pada anak kini juga bisa terjadi secara daring (online), baik
berupa video ataupun foto yang tidak senonoh.
Identifikasi
2. Penggunaan media televisi, internet dan buku yang tidak terkontrol dan berlebihan khususnya yang menampilkan beberapa tayangan, gambar dan akses yang yang tidak boleh dilihat oleh anak-anak
3. Pola dan bentuk permaian yang mempengaruhi untuk berperilaku menyimpang
4. Pendidikan seksualitas yang tidak tepat
5. Pengaruh lingkungan yaitu berada ditengah-tengah kehidupan yang serba bebas, baik dalam berperilaku, bergaul, dan berpakaian
6. Kurangnya pendidikan moral dan agama
Efek :
Banyak dampak berbahaya yang ditimbulkan dari pelecehan
seksual pada anak, yaitu dapat berpengaruh pada psikologis, fisik, dan
sosialnya. Inilah beberapa di antaranya:
1. Anak menjadi pribadi yang tertutup dan tidak percaya dirI
2. Timbul perasaan bersalah, stres, bahkan depresi.
3. Timbul ketakutan atau fobia tertentu.
4. Mengidap gangguan traumatik pasca kejadian (PTSD).
5. Di kemudian hari, anak bisa menjadi lebih agresif,
berpotensi melakukan tindan kriminal bahkan menjadi calon pelaku kekerasan.
6. Susah makan dan tidur, mendapat mimpi buruk.
7. Terjangkit penyakit menular seksual.
8. Disfungsi seksual.
9. Tidak bersosialisasi dengan lingkungan luar.
10. Mudah merasa takut dan cemas berlebihan.
11. Prestasi akademik menjadi rendah.
12. Adanya gangguan psikis, dan bisa menghambat tumbuh-kembang
anak.
Komentar
Posting Komentar