“ Wonderful Life “
Film ini menceritakan
perjuangan Amalia, CEO sekaligus yang memiliki anak disleksia. Dia sering
dipanggil oleh pihak sekolah karena Aqil sang anak, tidak dapat menulis dan
membaca, hanya dapat menggambar dan mewarnai. Akhirnya dia pun mendatangi tiga
terapis untuk memeriksa Aqil. Diagnosa ketiga terapis itu pun sama, Aqil
mengalami disleksia dan autis ringan. Namun, Amalia menyangkal hasil tersebut
sekaligus merasa malu. Terlebih karena tuntutan ayahnya kepada Aqil yang cukup
besar agar prestasi akademik Aqil meningkat. Untuk itu, Amalia pun mencari
beberapa tempat untuk menyembuhkan sang anak, termasuk rela cuti beberapa hari
dari pekerjaannya.
Perjalanan mencari terapi
alternatif tersebut ternyata tidak semulus yang Amalia kira. Mulai dari
tuntutan pekerjaan yang masih menghantuinya,akses internet tidak ada hingga
harus tidur di terminal karena dompetnya hilang. Namun, perjalanan itu jugalah
yang membuat Amalia belajar banyak hal, termasuk untuk hal tidak memberikan
tuntutan kepada Aqil. Dia sudah mengizinkan Aqil untuk terus menggambar. Bahkan
dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya untuk menemani Aqil sembuh dari
diseleksia nya
Ø Analisis :
ü Pemain :
1. Amalia (
Atiqah H )
2. Aqil ( Sinyo )
3. Aga rekan kerja amalia ( Alex Abbad )
4. Ibu Mertua Amalia ( Lydia Kandau )
ü Permasalahan :
Tentang
pengalaman Amalia, ibu Aqil, seorang anak berusia 10 tahun yang menyandang
disleksia (kesulitan membaca dan menulis).tidak
hanya menyuguhkan persoalan disleksia yang dialami oleh Aqil, tetapi juga pengasuhan.
disleksia dikategorikan sebagai salah satu kesulitan belajar. Disleksia
merupakan kondisi yang disebabkan oleh permasalahan di otak, yang terkait
dengan bahasa. Seseorang yang mengalami disleksia ditandai dengan
ketidakmampuan dalam membaca, menulis, dan mengeja.
ü
Penyelesaian :
1.
Bahwa anak2 memiliki keunikan dan bakatnya masing2 terlebih lagi bila anak
tersebut memiliki keistemewaan dari lahir.
2. Pintar itu bukan cuman di ilmu eksak,tetapi pintar itu ada bidangnya masing masing
3. Kita tidak boleh memaksa kehendak anak dan menuntut anak untuk menjadi apa yang kita (orang tua) lakukan
2. Pintar itu bukan cuman di ilmu eksak,tetapi pintar itu ada bidangnya masing masing
3. Kita tidak boleh memaksa kehendak anak dan menuntut anak untuk menjadi apa yang kita (orang tua) lakukan
Komentar
Posting Komentar